Sekolah di Kecamatan Gabus Ini Salurkan Rp 8 Juta Untuk Bencana Kabut Asap

Indonesia merupakan negara yang memiliki tingkat keanekaragaman yang sangat tinggi, salah satunya ialah keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati di Indonesia dapat mencakup keanekaragaman flora dan fauna dimana Indonesia memiliki luas hutan terbesar ketiga di dunia setelah Negara Rusia dan Negara Brazil. Hutan Indonesia juga dianggap sebagai paru-paru dunia dikarenakan kandungan dan energi yang dihasilkan oleh hutan di Indonesia sangat diperlukan oleh dunia.

Namun dalam beberapa dekade kini, peringkat hutan di Indonesia mengalami penurunan yang sangat drastis mengingat luas hutan Indonesia semakin hari semakin berkurang, salah satunyan dikarenakan adanya kebakaran hutan. Pada selang memasuki awal kuartal ketiga tahun ini, hutan dan lahan di Indoneisa kembali mengalami kebakaran dan tidak tanggung-tanggung, menurut Aksi Cepat Tanggap (ACT) bahwa sebanyak enam provinsi terkena dampak kebakaran hutan dan lahan. Adapun keenam provinsi yang dimaksud, ialah Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan dengan setidaknya kebakaran tersebut telah melahap seitdaknya lebih dari 300.000 hektar lahan dan hutan.

Adapun selanjutnya dampak yang ditimbulkan dari kebarakan hutan dan lahan yang terjadi di keenam provinsi tersebut ialah bencana kabut asap. Bencana kabut asap yang timbul dari kebakaran hutan dapat mengganggu pernapasan dan dapat berdampak pada kesehatan seseorang karena mengandung campuran gas, partikel, dan lima kandungan bahan kimia yang berbahaya seperti Karbon Monoksida (CO), Sulfur Dioksida (SO2), Nitrogen Dioksida (NO2), dan Ozon Permukaan (O3) (ACT, CNN Indonesia).

Sumber: CNN Indonesia

Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Nasional atau BNBP mengatakan setidaknya hampir satu juta orang terkena dampak bencana kabut asap menderita ISPA atau Infeksi Saluran Pernapasan Akut baik yang berada di sebagian pulau Sumatera maupun sebagian pulau Kalimantan. Selain itu, akibat lain dari bencana kabut asap yakni iritasi mata, iritasi kulit, dapat mengancam seseorang yang menderita penyakit jantung, banyak mematikan flora dan fauna akibat kebakaran tersebut, mengganggu aktivitas penerbangan, serta dapat mengganggu aktivitas perekenomian yang terdampak kebakaan hutan dan lahan tersebut (ACT).

Oleh karena alasan tersebut, SD IT Lentera Hati berinisiatif mengadakan penggalangan dana (donasi) untuk korban bencana kabut asap yang terdampak oleh kebakaran hutan dan lahan di sebagian pulau Sumatera dan sebagian pulau Kalimantan. Penggalangan dana tersebut dilakukan melalui kegiatan Humanity Parenting yang diselenggarakan bersama oleh TK IT dan SD IT Lentera dengan narasumber Bunda Darosy Endah dan ditemani oleh Kak Riski yang merupakan perwakilan dari ACT Semarang.

Selain itu, kegiatan penggalangan dana juga melibatkan seluruh guru dan staff baik dari TK IT maupun SD IT Lentera Hati dengan cara menempatkan maupun menjalankan kotak-kotak infaq yang selanjutnya akan didistribusikan kepada saudara-saudara terdampak bencana kabut asap. Alhamdulillah dari kegiatan penggalangan tersebut terkumpul sejumlah dana sebanyak Rp 8.000.000,00 yang mana dana tersebut akan langsung didonasikan kepada saudara-saudara kita yang terkena dampak dari bencana kabut asap melalui Aksi Cepat Tanggap (ACT). Sekiranya saudara dan saudari ingin menyisihkan sedikit donasinya untuk saudara-saudara yang terkena dampak bencana kabut asap di sebagian pulau Sumatera dan sebagian pulau Kalimantan dapat mengirimkan donasi terbaik langsung ke nomor rekening BNI Syariah 55 0000 7772 Atas Nama Aksi Cepat Tanggap. Semoga sedikit donasi yang telah diberikan dapat menjadi ladang pahala dan mendapatkan kebaikan dari Allah SWT serta bagi saudara-saudara kita yang terdampak bencana dapat segera terselesaikan bencana kabut asap tersebut. Aamiin Ya Rabbal Alamin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *