Muharram merupakan salah satu bulan pertama diantara dua belas bulan dan diantara 4 bulan haram (suci) lainnya dalam penanggalaan islam yang termasuk ke dalam bulan-bulan yang dimuliakan sebagaimana firman Allah SWT dalam Q. S. At-Taubah (9): 36
Artinya:
“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah diwaktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya terdapat empat bulan haram.” (Q.S. at Taubah :36).
Selain itu, dalam hadis sahih dari Bukhari No. 4054 “Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Al Mutsanna Telah menceritakan kepada kami ‘Abdul Wahhab Telah menceritakan kepada kami Ayyub dari Abu Bakrah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ‘Waktu berputar sebagimana keadaannya semula ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Tahun terdiri dari dua belas bulan, empat diantaranya adalah bulan suci, tiga berurutan, yaitu Dzul qa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram, dan yang ke empat adalah Rajab yang dinamai sebagai penghormatan terhadap suku Mudlar, terletak di antara bulan Jumadah (Al Tsaniyah) dan Sya’ban.’”
Bulan muharram yang termasuk salah satu di antara bulan-bulan yang mulia atau Al-Asyhur Al-Hurum (bulan-bulan haram) sering pula disebut bulan-bulan suci, artinya ialah pada bulan ini diharamkan bagi orang-orang beriman untuk berperang. Karena di bulan-bulan tersebut orang-orang beriman diperintahkan untuk menjaga kesucian dan kehormatan dengan memperbanyak amalan-amalan shaleh selain sebagai momen pengampunan bagi orang-orang beriman dari dosa dan kesalahan (NU Online).
Namun bagaimana latar belakang kenapa bulan Muharram dipilih menjadi bulan pertama dalam kalender Islam? Dahulu masyarakat Arab sebelum kedatangan Islam belum memiliki penanggalan hijriah seperti sekarang dimana pada masa tersebut masyarakat Arab menggunakan peristiwa besar sebagai acuan tahun seperti tahun gajah. Pada masa tersebut terjadi peristiwa besar, yakni serangan gajah dari Yaman oleh raja Abrahah. Lalu pada masa kepemimpinan Umar bin Khattab rhadiyallahu anhu datang gubernur bernama Abu Musa Al Asy’ari membawa surat yang berisi mengenai penanggalan dan perhitungan baik hari, tanggal, bulan dan tahun. Sehingga, menyadari hal tersebut pada masa kepemimpinan Umar bin Khattab radhiyallahu anhu mengajak para sahabat untuk bermusyawarah dan berdiskusi penetapan sistem penamaan dan penanggalan tahun dalam kalender Islam.
Ada beberapa usulan dalam musyawarah para sahabat yang dipimpin oleh Khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu anhu pada saat itu untuk menetapkan penanggalan dalam Islam dimana terdapat usulan jika penanggalan Islam dimulai berdasarkan tahun kelahiran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Namun, usulan tersebut mengalami penolakan secara baik. Lalu, terdapat usulan kedua, yakni jika penanggalan Islam ditetapkan berdasarkan wafatnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Akan tetapi, usulan kedua tersebut juga mengalami penolakan secara baik karena dikhawatirkan akan mengingatkan kesedihan pada umat Islam. Lalu, sahabat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu mengusulkan bahwa penetapan penganggalan Islam dimulai pada peristiwa hijrah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka, usulan yang diberikan oleh Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu disepakati oleh para sahabat yang dipimpin Khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu anhu dimana khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu anhu menyampaikan bahwa hijrah ialah meninggalkan hal-hal yang kurang baik ke yang lebih baik, hijrah yang memisahkan mana yang hak dan mana yang bathil. Sehingga ditetapkanlah penanggalan kalender dalam Islam dengan peristiwa hijrah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan peristiwa hijrah sendiri dapat diartikan pula sebagai pembelajaran untuk meninggalkan sesuatu yang kurang baik ke arah yang lebih baik.
Adapun untuk memperingati Tahun Baru Islam ke-1441 Hijriah ini, SDIT Lentera Hati Gabus mengadakan kegiatan pawai untuk mengingatkan kepada sesama tentang peringatan tahun baru islam ke-1441 hijriah yang jatuh pada 1 September 2019 M. Kegiatan dimulai dengan menyerukan kepada masyarakat tentang peringatan tahun baru islam ke-1441 H dimana Ustadz dan Ustadzah SDIT Lentera Hati beserta murid-murid turun langsung ke jalan.
|
|
Selain itu, anak-anak juga mengibarkan tulisan-tulisan mengenai semangat tahun baru islam ke-1441 H di jalan untuk menyerukan dan mengingatkan kepada masyarakat sekitar yang sedang melintas.
Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat menumbuhkan semangat Tahun Baru Islam ke-1441 Hijriah, semangat untuk selalu berbuat baik kepada sesame, semangat untuk selalu menjaga kesatuan dan persatuan bangsa, terus berhijrah untuk meninggalkan sesuatu yang tidak baik ke arah yang lebih baik, menjadi pribadi yang selalu berusaha untuk dapat bermanfaat bagi orang lain dan selalu berusaha untuk berubah ke arah yang lebih baik.